Sabtu, 30 Desember 2023

“NEGARA KAYA TERNAK TIDAK AKAN PERNAH MISKIN”


Sejak dilakukan domestikasi (menjinakan) hewan buruan oleh manusia, yang pada awalnya hanya untuk kebutuhan pangan keluarga sehari-hari, namun seiring dengan perkembangan pengetahuan, kegiatan berburu hewan berkembang pada kegiatan pemeliharaan selanjutnya pemuliaan yang menghasilkan hewan ternak yang berkualitas dan bernilai ekonomi, dari hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari keluarga, menjadi usaha peternakan dalam kegiatan ekonomi dan perdagangan. Sesuai dengan tujuannya, maka arah pembangunan sektor peternakan adalah bertujuan untuk penyediaan pemenuhan kebutuhan pangan asal hewan, peningkatan kesejahteraan peternak dan penggerak sektor perekonomian terkait lainnya baik barang maupun jasa dalam satu sistem agribisnis yang terkait antara satu dengan yang lainnya dari hulu ke hilir

Mengingat pentingnya peran sektor peternakan dalam penggerak perekonomian, tidak hanya di negera-negara berkembang, negara-negara majupun sudah menjadikan dasar pembangunan ekonominya bergerak dari sektor pertanian termasuk peternakan yang diarahkan pada industri berbasis pertanian (agroindustri) yang disebut dengan revolusi hijau. Kegiatan pertanian dan peternakan dalam upaya peningkatan produksi pangan mulai beralih dari sistem tradisional menjadi pertanian modern berbasis teknologi. Keberpihakan pemerintah terhadap petani di negara maju sangat tinggi, proteksi terhadap petaninya supaya tetap berdaya saing dan industri pertaniannya terus berkembang gencar dilakukan dengan berbagai sistem terutama melalui kebijakan non tarief barier, begitu pentingnya sektor pertanian dalam ketahanan nasional.

Negara-negara Timur Tengah sekalipun yang sebahagian besar wilayahnya adalah gurun pasir, masih tetap membangun sektor peternakannya terutama ternak domba dan unta yang lebih toleran hidup di daerah tersebut.  Bahkan ada pepatah Arab dalam Capamble dan Lasley  (1985), yang berbunyi Nergara yang miskin ternak tidak akan pernah kaya dan Negara yang kaya ternak tidak akan pernah miskin”.

Terlepas dari benar atau tidak, timbul pertanyaan apa makna dari ungkapan tersebut, seberapa pentingkah sektor peternakan dapat meningkatkan ekonomi suatu negara hingga negara itu bisa menjadi negara yang kaya dan tidak akan pernah miskin. Walaupun hanya sebuah ungkapan atau pepatah yang belum tentu kebenarannya, namun tidak salah kiranya untuk dipikir pikirkan atau diinap inapkan melihat seberapa besar peran sektor peternakan dalam pembangunan dan tentu juga melihat arah pembangunan peternakan di Indonesia. Dari hasil pikiran dan penelaahan itu, paling tidak ada beberapa hal yang dapat menyebabkan sektor peternakan penting dalam pembangunan perekonomian secara umum, diantaranya :

Pertama, sektor peternakan sangat berperan dalam penyediaan pangan sebagai sumber protein asal hewani. Protein merupakan salah satu zat makanan yang sangat penting untuk kesehatan tubuh dan pertumbuhan. Produk peternakan seperti daging sapi, daging ayam, telur dan susu merupakan pangan asal hewani yang mengandung protein tinggi mengandung banyak asam amino esensial sangat diperlukan tubuh, serta kecukupan protein hewani disadari dapat meransang pertumbuhan otak dan berpengaruh terhadap kecerdasan anak serta mencegah stunting pada anak.

Kecukupan pangan dan energi sangat penting dalam pertumbuhan dan penyiapan sumber daya manusia suatu negara yang handal dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain. Sebagaimana laporan dari UNICEF dalam (Hafsah, 2006) bahwa konsumsi gizi yang rendah akan menurunkan IQ  rata-rata 10-15 poin. Jika IQ rata-rata anak normal adalah 110, maka kelak saat dewasa IQ anak-anak kurang gizi tersebut hanya mencapai 95 poin. Kekurangan energi dan protein pada tingkat yang berat atau disebut dengan menderita maramus kwasiorkhor akan sangat berbahaya bagi eksistensi sebuah peradaban.  

Masa balita adalah masa yang sangat menentukan pada tahap pertumbuhan berikutnya, merupakan masa the point of no return. Jika terjadi kekurangan gizi pada masa balita atau masa emas maka pertumbuhan fisik dan intelektual juga akan terganggu. Kondisi menyebabkan mereka menjadi generasi yang hilang (the lost generation),tentu negara akan kehilangan generasi yang berkualitas.

Melihat pentingnya peran pangan yang mengandung protein untuk pertumbuhan sumber daya manusia yang berkualitas, tentu dengan ketersediaan bahan pangan dari sub sektor peternakan dapat disediakan dengan harga dan kualitas yang baik akan berpengaruh terdapat SDM yang handal bagi kemajuan negara. Walau konsumsi protein asal ternak saat ini sudah mulai baik untuk produk unggas seperti telur dan daging ayam, namun untuk komoditas seperti susu dan daging sapi masih cukup rendah. Konsumsi susu dalam negeri hanya 11 - 12 liter per kapita per tahun sedangkan konsumsi beberapa negara tetangga sudah mencapai 30 liter per kapita per tahun. Namun ironinya dari konsumsi susu yang tergolong rendah tersebut, pemenuhannya hampir 30 persen masih berasal dari bahan baku susu impor.

Berdasarkan pengamatan, beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya konsumsi protein asal hewan adalah masih rendahnya tingkat kesadaran masyarat untuk mengkonsumsi bahan pangan yang bergizi tinggi dan faktor yang kedua adalah akses masyarakat yang masih rendah terhadap bahan panngan hewani terutama bagi masyarakat kalangan menengah kebawah, karen pangan asal hewani masih dianggap pangan yang mahal.

Mahalnya harga pangan asal hewani terutama untuk komoditi daging dan susu tidak terlepas dari belum efisienya biaya produksi peternakan, panjangnya rantai distribusi dari peternak sampai ke konsumen sehingga terjadi disparitas harga produsen dengan harga konsumen yang cukup besar. Menyediakan pangan yang bergizi tinggi kepada generasi muda terutama balita dipercaya akan mampu untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan generasi selanjutnya, pada era globalsasi yang bebasis kompetensi, daya saing dan inovasi tentu sangat ditentukan oleh tingkat kecerdasan dari bangsa tersebut.

Jika dilihat dari Indek Pembangunan Manusia atau IHD berada pada urutan 130 dari 199 negara pada tahun 2023. IHD merupakan salah satu penilaian dalam pembangunan manusia atau sumber daya manusia negara-negara di dunia.  Salah satu kunci daya saing kedepan adalah geresai yang sehat dan cerdas dan tentu harus diciptakan dari sekarang dengan memberikan asupan protein yang cukup dan pangan yang bergizi tinggi, hal ini tentu juga sangat ditentukan oleh produksi peternakan dalan megeri dalam mencukupi kebutuhan pangan tersebut. Jika peninkatan kebutuhan pangan dan energi dapat dicukupi dari produksi dalam negeri tentu akan memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Kedua, sektor peternakan melaalui kejaiban lambung yang diciptakan padanya mampu mengurai limbah pertanian (by produc pertanian), menjadi daging, telur dan susu. Sehingga pengembangan peternakan akan mampu untuk memamfaatkan ikutan pertanian sebagai pakan sehingga tidak terbuang dan mencemari linglungan. Swasembada padi dan jagung akan sangat erat kaitannya dengan swasembada daging dan susu, kenapa karena pada dasarnya sistem pertanian yang terintegrasi sudah terjadi dalam kehidupan masyarakat petani pada umumnya. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengorganisir petani tersebut dalam usaha bersama sehingga lebh efisien. Perlu pengembangan unit-unit pengolahan limbah pertanian untuk pakan ternak dipedsaan.

Kepemilikan ternak khusunya untuk ternak sapi yang sebahagian besar hanya untuk tabungan dengan kepemilikan 2-3 ekor tentu sudah dipertimbangkan oleh petani, karena usaha peternakan adalah untuk membantu usaha pertaniann lainnya disamping usaha padi, jagung atau perkebunanan yang dikenal dengan diversifikasi pertanian. Selain masalah modal yang tidak mencukupi, masalah lain bagi peternak tidak menambah sapinya menjadi lebih dari 3 ekor adalah disebabkan karena sulitnya mendapatkan pakan ternak yang lebih efisien, karena sebahagian besar petani hanya mengharapkan pakan yang tumbuh disekitar lahannya.

Dalam upaya pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan ternak diperlukan teknologi tepat guna untuk pengolahan limbah petanian dan penyimpanannya sebagai pakan ternak. Dengan keterjaminan ketersediaan pakan yang lebih efisien diharapkan dapat meningkatkan investasi dan skala usaha peternakan. Pada sisi lain mengorganisir peternak dan petani secara umum dalam satu usaha pertanian harus dilakukan sehingga kendala kepemilikan lahan yang sempit dan jumlah ternak yang sedikit dapat ditingkatkan dan dikelola dalam satu manajemen.

Ketiaga, pengembangan peternakan akan dapat menyuburkan lahan –lahan pertanian karena kotorannya sangat bagus untuk pupuk tanaman. Banyak lahan pertanian yang saat ini sudah jenuh dan mulai menurun kesuburannya karena pemakaian pupuk kimia dalam masa yang panjang serta adanya perilaku pemakaian produk kimia berlebih sehingga dikhwatirkan kondisi ini terus berlanjut dapat menyebabkan lahan tidak subur sehingga produksi pertanian menurun serta produk yang dihasilkan kemanannya kurang terjamin. Begitupun dengan lahan-lahan eks tambang yang menjadi tandus dan tidak dapat ditanamai, dengan pengembangan peternakan lahan tersebut akan dapat subur dan pada akhirnya pengembangan peternkaan akan dapat menyuburkan tanah sehingga produksi pertanian dapat ditingkatkan.

Keempat, sektor peternakan dapat sebagai energy terbaharukan (bio energi), krisis energy menjadi hal yang mendasar dalam kehidupan masyarakat, namun dengan pengembangan peternakan maka akan dapat untuk menghasilkan egnrgi terbaharukan atau dikenal dengan bio gas, kotoran ternak sapi diolah menjadi energi, akan dapat menghemat penggunaan gas elpigi untuk kegiatan memasak. Jika hal ini dikembangkan dipedesaan oleh para petani maka akan mampu untuk menghemat penggunaan energi dan biaya tersebut akan dapat digunakan untuk sector lainya atau dapat menhemat pengeluaran rumah tangga. 

Kelima, dengan pengembangan peternakan akan mampu untuk menggerakan sector ekonmi lainnya dari hulu ke hilir dalam sistem agribisnis peternakan yang terintegrasi. Kegiatan budidaya peternakan akan menumbuhkan industri penunjang sepeti industri bibit ternak, industri pakan dan industri obat-obatan. Kemudian akan menghidupkan industri pasca panen dan pengolahan seperti industri pemotongan hean, indusrtri pengolahan susu, daging dan lain-lain. Kemudiaan akan terjadi kegiatan pendistribusian dan pemasaran, akan tumbuhnya industri logistik peternakan serta industri pemasaran produk. Dengan pertumbuhan tersebut juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor perbankan dan pembiayaan.

Pertumbuhan sektor peternakan berdampak terhadap kecukupan pangan bagi pertumbuhan sumber daya manusia yang baik serta akan menumbuhkan ekonomi dari kegiatan usaha peternakan serta merupakan sumber energi dan penyuburan lahan pertanian dari hasil ikutan peternakan berupa lmbah baik dalam bentuk padat maupun cair. Dari hasil pembahasan tersebut, mungkin ini kiranya yang dimaksud oleh Lasley dan Capambe bahwa “Negara kaya ternak tidak akan pernah miskin dan Negara yang miskin ternak tidak akan pernah kaya”. Peternakan merupakan sebuah katalisator dalam kehidupan manusia. Sehingga negara-negara maju dalam industri tetap mempertahankan pangannya bahkan teknologi dibidang pangan semakin maju pesat untuk menjamin keberlangsungan dan eksistensi bangsanya. (Al Hendri)

“NEGARA KAYA TERNAK TIDAK AKAN PERNAH MISKIN”

Sejak dilakukan domestikasi  ( m enjinakan) hewan buruan oleh manusia, yang pada awalnya hanya untuk kebutuhan pangan keluarga sehari-hari, ...